1. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang protokol routing link state ?, Sebutkan contohnya !
2. Jelaskan karakteristik dari OSPF ?
3. Apa yang kamu ketahui tentang :
a. Hello Packet
b. Designated Router
c. Backup Designated Router
d. LSR (Link-State Request)
e. LSAck (Link-state Acknowledgement)
f. LSU (Link State Update)
g.DBD (Database Description)
4. Apa yang kamu ketahui mengenai Fast Convergence ?
5. Jelaskan proses dari Neighbor Establishmentdari OSPF !
6. Jelaskan tentang OSPF Hello dan Dead Intervals !
7. Bagaimana cara pemilihan DR dan BDR ?
8. Apa saja permasalahan yang terjadi dari Routing OSPF ?
9. Apa saja kelebihan atau kekurangan dari Routing OSPF ?
Jawaban !!!
1. Protokol routing link state adalah salah satu dari dua kelas utama dari routing protokol yang digunakan dalam packet switching jaringan untuk komunikasi komputer, yang jarak-vector routing protokol lain. Contoh protokol routing link-state Open Shortest Path First (OSPF) and intermediate system to intermediate system (IS-IS).
2. Karakteristik OSPF
a. Menggunakan algoritma link-state
b. Membutuhkan waktu CPU dan memori yang besar
c. Tidak menyebabkan routing loop
d. Dapat membentuk heirarki routing menggunakan konsep area
e. Cepat mengetahui perubahan pada jaringan
f. Dapat menggunakan beberapa metric
a. Menggunakan algoritma link-state
b. Membutuhkan waktu CPU dan memori yang besar
c. Tidak menyebabkan routing loop
d. Dapat membentuk heirarki routing menggunakan konsep area
e. Cepat mengetahui perubahan pada jaringan
f. Dapat menggunakan beberapa metric
3. Pengertian tentang :
a. Hello Packet
Hello Packet digunakan untuk menemukan serta membentuk suatu hubungan tetangga antara router OSPF. Untuk membentuk hubungan ini router OSPF akan mengirimkan paket berukuran kecil secara berkala ke jaringan. Paket inilah yang disebut dengan Hello packet. Paket ini juga mengadpertensikan router mana saja yang akan menjadi tetangganya. Pada jaringan multi-access Hello Packet digunakan untuk memilih Designated Router (DR) dan Back-up Designated Router (BDR). DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut.
Network Mask pada format Hello packet merupakan mask dari interface jaringan dari OSPF yang sedang berjalan. Subnet-Mask nya 0.0.0.0 (4 byte).
Hello Interval biasanya multicast (224.0.0.5). Merupakan jumlah detik antara hello packet, biasanya 10 detik pada link point-to-point dan 30 detik pada NBMA / link broadcast.Options merupakan kemampuan opsional yang dimiliki router.
RTR Prio digunakan dalam pemilihan DR dan BDR. Router dengan nilai priority tertinggi akan menjadi DR. Router dengan nilai poriotity di urutan kedua sebagai BDR. Secara default semua router OSPF memiliki nilai priority 1. Dengan Range priority mulai dai 0 hingga 255. Bila prioritasnya 0 berarti router tersebut tidak memenuhi syarat dalam pemilihan DR dab BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router menjadi DR. Jjika dua buah router memiliki nilai priority sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki nilai router ID tertinggi dalam jaringan.
Router Dead Interval merupakan jumlah dalam hitungan detik sebelum tetangga dinyatakan down. Secara default dead interval adalah 4 kali hello interval. Designated Router bertujuan untuk mengurangi jumlah flooding pada media multiaccess.Backup Designated Router bertujuan sebagai cadangan dari DR. Selama flooding berlangsung, BDR tetap pasif.Neighbor berisi ID dari setiap router tetangga.
a. Hello Packet
Hello Packet digunakan untuk menemukan serta membentuk suatu hubungan tetangga antara router OSPF. Untuk membentuk hubungan ini router OSPF akan mengirimkan paket berukuran kecil secara berkala ke jaringan. Paket inilah yang disebut dengan Hello packet. Paket ini juga mengadpertensikan router mana saja yang akan menjadi tetangganya. Pada jaringan multi-access Hello Packet digunakan untuk memilih Designated Router (DR) dan Back-up Designated Router (BDR). DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut.
Network Mask pada format Hello packet merupakan mask dari interface jaringan dari OSPF yang sedang berjalan. Subnet-Mask nya 0.0.0.0 (4 byte).
Hello Interval biasanya multicast (224.0.0.5). Merupakan jumlah detik antara hello packet, biasanya 10 detik pada link point-to-point dan 30 detik pada NBMA / link broadcast.Options merupakan kemampuan opsional yang dimiliki router.
RTR Prio digunakan dalam pemilihan DR dan BDR. Router dengan nilai priority tertinggi akan menjadi DR. Router dengan nilai poriotity di urutan kedua sebagai BDR. Secara default semua router OSPF memiliki nilai priority 1. Dengan Range priority mulai dai 0 hingga 255. Bila prioritasnya 0 berarti router tersebut tidak memenuhi syarat dalam pemilihan DR dab BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router menjadi DR. Jjika dua buah router memiliki nilai priority sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki nilai router ID tertinggi dalam jaringan.
Router Dead Interval merupakan jumlah dalam hitungan detik sebelum tetangga dinyatakan down. Secara default dead interval adalah 4 kali hello interval. Designated Router bertujuan untuk mengurangi jumlah flooding pada media multiaccess.Backup Designated Router bertujuan sebagai cadangan dari DR. Selama flooding berlangsung, BDR tetap pasif.Neighbor berisi ID dari setiap router tetangga.
b. Designated Router
Adalah router yang terpilih ketika beberapa router OSPF terhubung ke dalam satu jaringan multi-access yang sama (misalnya Ethernet). Fungsinya adalah untuk meminimalisasi jumlah adjacency yang terbentuk di network tersebut. Designated Router dipilih untuk menerima/mengirim paket dari/ke jaringan broadcast atau broadcast link. Router-router OSPF sisanya akan menjalin adjacency dengan Designated Router saja. Dengan begitu, keutuhan jaringan total akan terjaga. Yang terpilih adalah router yang memiliki prioritas tertinggi.
Adalah router yang terpilih ketika beberapa router OSPF terhubung ke dalam satu jaringan multi-access yang sama (misalnya Ethernet). Fungsinya adalah untuk meminimalisasi jumlah adjacency yang terbentuk di network tersebut. Designated Router dipilih untuk menerima/mengirim paket dari/ke jaringan broadcast atau broadcast link. Router-router OSPF sisanya akan menjalin adjacency dengan Designated Router saja. Dengan begitu, keutuhan jaringan total akan terjaga. Yang terpilih adalah router yang memiliki prioritas tertinggi.
c. Backup Designated Router
Fungsinya adalah sebagai backup bagi Designated Router. Hanya saja dia tidak meneruskan paket LSA.
Fungsinya adalah sebagai backup bagi Designated Router. Hanya saja dia tidak meneruskan paket LSA.
d. Link-State Request (LSR)
LSR akan dikirim jika bagian dari database hilang atau out of date. LSR juga digunakan setelah pertukaran DBD selesai untuk meminta LSAs yang telah terjadi selama pertukaran DBD.
LSR akan dikirim jika bagian dari database hilang atau out of date. LSR juga digunakan setelah pertukaran DBD selesai untuk meminta LSAs yang telah terjadi selama pertukaran DBD.
e. Link-State Acknowledgement (LSAck)
OSPF membutuhkan pengakuan untuk menerima setiap LSA. Beberapa LSA dapat diakui dalam sebuah paket single link-state acknowledgement. Paket ini dikirim sebagai jawaban dari packet update link state serta memverifikasi bahwa paket update telah diterima dengan sukses. LSAck akan dikirim sebagai multicast. Jika router dalam keadaan DR atau BDR maka pengakukan dikirim ke alamat multicast router OSPF dari 224.0.0.5 sedangkan bila router dalam keadaan tidak DR atau BDR pengakuan akan dikirim kesemua alamat multicast router DR dari 224.0.0.6
OSPF membutuhkan pengakuan untuk menerima setiap LSA. Beberapa LSA dapat diakui dalam sebuah paket single link-state acknowledgement. Paket ini dikirim sebagai jawaban dari packet update link state serta memverifikasi bahwa paket update telah diterima dengan sukses. LSAck akan dikirim sebagai multicast. Jika router dalam keadaan DR atau BDR maka pengakukan dikirim ke alamat multicast router OSPF dari 224.0.0.5 sedangkan bila router dalam keadaan tidak DR atau BDR pengakuan akan dikirim kesemua alamat multicast router DR dari 224.0.0.6
f. Link-State Update (LSU)
LSU mengimplementasikan flooding dari LSAs yang berisi routing dan informasi metric. LSU dikirim sebagai tanggapan dari LSR.
LSU mengimplementasikan flooding dari LSAs yang berisi routing dan informasi metric. LSU dikirim sebagai tanggapan dari LSR.
g. Database Description (DBD)
DBD digunakan selama pertukaran database. Paket DBD pertama digunakan untuk memilih hubungan master dan slave serta menetapkan urutan yang dipilih oleh master. Pemilihan master dan slave berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Router dengan router ID tertinggi akan menjadi master dan memulai sinkronisasi database. Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Peristiwa ini di istilahkan fase Exstart State. Setelah fase Exstart State lewat, selanjutnya adalah fase Exchange. Pada fase ini kedua router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Bila si penerima belum memiliki informasi yang terdapat dalam paket tersebut, maka router pengirim akan memasuki fase Loading State. Dimana fase ini router akan mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya. Setelah selesai router-router OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dalam databasenya, ini disebut fase Full State.
DBD digunakan selama pertukaran database. Paket DBD pertama digunakan untuk memilih hubungan master dan slave serta menetapkan urutan yang dipilih oleh master. Pemilihan master dan slave berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Router dengan router ID tertinggi akan menjadi master dan memulai sinkronisasi database. Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Peristiwa ini di istilahkan fase Exstart State. Setelah fase Exstart State lewat, selanjutnya adalah fase Exchange. Pada fase ini kedua router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Bila si penerima belum memiliki informasi yang terdapat dalam paket tersebut, maka router pengirim akan memasuki fase Loading State. Dimana fase ini router akan mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya. Setelah selesai router-router OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dalam databasenya, ini disebut fase Full State.
4. Fast Convergence merupakan istilah yang
kadang-kadang digunakan dalam berbagai interpretasi. Sebelum membahas prosedur
optimasi untuk OSPF, terlebih dahulu mendefinisikan konvergensi jaringan
sebagai proses sinkronisasi jaringan forwarding tabel setelah perubahan
topologi. Jaringan dikatakan berkumpul ketika tidak ada forwarding tabel
berubah untuk “beberapa wajar” jumlah waktu. Ini “beberapa” jumlah waktu dapat
didefinisikan sebagai suatu interval, berdasarkan waktu maksimum yang
diharapkan untuk menstabilkan setelah perubahan topologi tunggal. konvergensi
jaringan berdasarkan mekanisme IGP asli juga dikenal sebagai restorasi
jaringan, karena menyembuhkan kehilangan koneksi. mekanisme jaringan untuk
perlindungan lalu lintas seperti ECMP, MPLS FRR atau IP FRR menawarkan
pendekatan yang berbeda untuk penanganan kegagalan berada di luar lingkup
artikel ini. Kita lebih mengambil routing multicast pemulihan cepat dari lingkup
juga, meskipun proses ini terkait dengan IGP ulang konvergensi.
5. Proses dari Neighbor Establishmentdari OSPF
Sebelum router OSPF bisa menyebarkan link-state ke router yang lain, pertama kali router ini harus memastikan apakah ada OSPF neighbor lain pada setiap link di router ini. OSPF router mengirimkan paket Hello pada semua interface OSPF yang enabled untuk memeriksa apakah ada neighbor di link tersebut. Informasi dalam OSPF Hello mencakup OSPF Router ID dari router yang mengirimkan paket Hello tersebut. Penerima OSPF Hello paket kemudian mereply bahwa ada router OSPF lain pada link ini. OSPF kemudian membentuk adjacency dengan neighbor ini. Sebagai contoh, dalam gambar berikut , R1 akan mendirikan adjacencies dengan R2 dan R3.
6. OSPF Hello dan Dead Intervals
Sebelum dua router dapat membentuk OSPF neighbor adjacency , mereka harus setuju pada tiga nilai: Halo interval, dead interval, dan tipe jaringan.
Halo OSPF Interval yang menunjukkan seberapa sering sebuah router OSPF mengirimkan paket Hello. Secara default, paket OSPF Halo dikirimkan setiap
10 detik pada segment multiaccess dan point-to-point dan setiap 30 detik untuk segmen non-broadcast multiaccess (NBMA) (Frame Relay, X.25, ATM).
Dalam kebanyakan kasus, OSPF Halo paket akan dikirim sebagai multicast ke reserved address untuk semua OSPFRouters di 224.0.0.5. Menggunakan alamat
multicast memungkinkan sebuah perangkat untuk mengabaikan paket OSPF jika interfacenya tidak diaktifkan. Ini menghemat waktu proses CPU untuk device yang non-OSPF.
Periode Dead Interval, yang dinyatakan dalam detik, bahwa router akan menunggu untuk menerima paket Halo sebelum menyatakan bahwa neighbor “down”.
Cisco menggunakan default empat kali Hello interval. Untuk multiaccess dan point-to-point segmen, periode ini adalah 40 detik. Untuk NBMA jaringan,
Dead Interval adalah 120 detik.
Jika Dead interval berakhir sebelum router menerima paket Hello, OSPF akan menghapus neighbor ini dari link-state database. Router kemudian menyebarkan
informasi link-state tentang neighbor yang “down” melalui semua OSPF interface yang aktif.
Sebelum dua router dapat membentuk OSPF neighbor adjacency , mereka harus setuju pada tiga nilai: Halo interval, dead interval, dan tipe jaringan.
Halo OSPF Interval yang menunjukkan seberapa sering sebuah router OSPF mengirimkan paket Hello. Secara default, paket OSPF Halo dikirimkan setiap
10 detik pada segment multiaccess dan point-to-point dan setiap 30 detik untuk segmen non-broadcast multiaccess (NBMA) (Frame Relay, X.25, ATM).
Dalam kebanyakan kasus, OSPF Halo paket akan dikirim sebagai multicast ke reserved address untuk semua OSPFRouters di 224.0.0.5. Menggunakan alamat
multicast memungkinkan sebuah perangkat untuk mengabaikan paket OSPF jika interfacenya tidak diaktifkan. Ini menghemat waktu proses CPU untuk device yang non-OSPF.
Periode Dead Interval, yang dinyatakan dalam detik, bahwa router akan menunggu untuk menerima paket Halo sebelum menyatakan bahwa neighbor “down”.
Cisco menggunakan default empat kali Hello interval. Untuk multiaccess dan point-to-point segmen, periode ini adalah 40 detik. Untuk NBMA jaringan,
Dead Interval adalah 120 detik.
Jika Dead interval berakhir sebelum router menerima paket Hello, OSPF akan menghapus neighbor ini dari link-state database. Router kemudian menyebarkan
informasi link-state tentang neighbor yang “down” melalui semua OSPF interface yang aktif.
7. Cara pemilihan DR dan BDR
Untuk mengurangi jumlah lalu lintas di multi-access jaringan OSPF, OSPF memilih sebuah Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR).
DR bertanggung jawab untuk memperbarui semua router OSPF yang lain (disebut DROthers) ketika terjadi perubahan pada jaringan multiaccess.
BDR akan memonitor DR dan mengambil alih sebagai DR jika terjadi kegagalan pada DR.
Dalam gambar, R1, R2, dan R3 dihubungkan melalui titik point-to-point link. Oleh karena itu, tidak terjadi pemilihan DR / BDR.
Untuk mengurangi jumlah lalu lintas di multi-access jaringan OSPF, OSPF memilih sebuah Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR).
DR bertanggung jawab untuk memperbarui semua router OSPF yang lain (disebut DROthers) ketika terjadi perubahan pada jaringan multiaccess.
BDR akan memonitor DR dan mengambil alih sebagai DR jika terjadi kegagalan pada DR.
Dalam gambar, R1, R2, dan R3 dihubungkan melalui titik point-to-point link. Oleh karena itu, tidak terjadi pemilihan DR / BDR.
8. Permasalahan yang terjadi pada Routing
OSPF
Semakin membesarnya area jaringan yang dilayaninya akan semakin banyak informasi yang saling dipertukarkan. Semakin banyak router yang perlu dilayani untuk menjadi neighbour dan adjacence. Dan semakin banyak pula proses pertukaran informasi routing terjadi. Hal ini akan membuat router OSPF membutuhkan lebih banyak sumber memory dan processor. Jika router tersebut tidak dilengkapi dengan memory dan processor yang tinggi, maka masalah akan terjadi pada router ini
Semakin membesarnya area jaringan yang dilayaninya akan semakin banyak informasi yang saling dipertukarkan. Semakin banyak router yang perlu dilayani untuk menjadi neighbour dan adjacence. Dan semakin banyak pula proses pertukaran informasi routing terjadi. Hal ini akan membuat router OSPF membutuhkan lebih banyak sumber memory dan processor. Jika router tersebut tidak dilengkapi dengan memory dan processor yang tinggi, maka masalah akan terjadi pada router ini
9. Kekurangan dan kelebihan Routing OSPF
a. Kelebihan OSPF :
a. Kelebihan OSPF :
- Tidak menghasilkan routing loop
- Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
- Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
- Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
- Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
- Membutuhkan basis data yang besar
- Lebih rumit
- Kinerja router cenderung melambatketika banyak neighboor bertambah
Dynamic Routing OSPF
Konfigurasi Jaringan Routing Information Protocol
pada cisco packet tracer
Pada kesempatan kali ini kami akan memposting hasil kerja
Kelompok : 3
Kelas : XII TKJ 1
Sekolah : SMK NEGERI RAJAPOLAH
Diantaranya :
1. Nandi Abdullahi
2. Yoga Nugraha
3. Siti Annisa
4. Santi Nurmalasari
Di mata pelajaran Rancang Bangun Jaringan 2, ini merupakan hasil kerjasama kelompok kami. Pada praktek kali ini membahas konfigurasi RIP (Routing Information Protocol). Untuk pembahasan konfigurasinya mari kita simak kebawah.
Sebuah perusahaan PT. Aman Damai Abadi mempunyai 4 (empat) kantor cabang yang saling terhubung dengan jaringan. Gambar topologi jaringan PT. Aman Damai Abadi seperti diatas,mereka akan menghubungkan keempat jaringan tersebut sehingga bisa saling terkomunikasi.
Buatlah pengalamatan IP masing-masing jaringan tersebut, hubungkan ke-empat kantor cabang tersebut dengan metode routing RIP. Tuliskan konfigurasi tersebut pada jobsheet dibawah ini:
1. Atur IP address pada PC0
1 | Jenis Pengalamatan DHCP/Static | Static |
2 | IP Address | 192.168.1.2 |
3 | Subnet Mask | 255.2555.255.0 |
4 | Gateway | 192.168.1.1 |
2. Atur IP address pada PC1
1 | Jenis Pengalamatan DHCP/Static | Static |
2 | IP Address | 192.168.3.2 |
3 | Subnet Mask | 255.2555.255.0 |
4 | Gateway | 192.168.3.1 |
3. Atur IP address pada PC2
1 | Jenis Pengalamatan DHCP/Static | Static |
2 | IP Address | 192.168.7.2 |
3 | Subnet Mask | 255.2555.255.0 |
4 | Gateway | 192.168.7.1 |
4. Atur IP address pada PC3
1 | Jenis Pengalamatan DHCP/Static | Static |
2 | IP Address | 192.168.5.2 |
3 | Subnet Mask | 255.2555.255.0 |
4 | Gateway | 192.168.5.1 |
5. Atur IP address pada Router0
Konfigurasi IP address pada FastEthernet0/0
Router(config)#interface FastEthernet0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Konfigurasi IP address pada Serial0/1/0
Router(config)#interface Serial0/1/0
Router(config-if)# ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# exit
Konfigurasi IP address pada Serial0/1/1
Router(config)#interface Serial0/0/1
Router(config-if)#ip add 192.168.8.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
6. Atur IP address pada Router1
Konfigurasi IP address pada FastEthernet0/0Router(config)#interface FastEthernet0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip add 192.168.3.1 255.255.255.0
Konfigurasi IP address pada Serial0/1/0
Router(config)#interface Serial0/1/0
Router(config-if)# ip add 192.168.2.2 255.255.255.0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# exit
Konfigurasi IP address pada Serial0/1/1
Router(config)#interface Serial0/1/1
Router(config-if)#ip add 192.168.4.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
7. Atur IP address pada Router2
Konfigurasi IP address pada FastEthernet0/0
Router(config)#interface FastEthernet0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip add 192.168.7.1 255.255.255.0
Konfigurasi IP address pada Serial0/1/0
Router(config)#interface Serial0/1/0
Router(config-if)# ip add 192.168.8.2 255.255.255.0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# exit
Konfigurasi IP address pada Serial0/1/1
Router(config)#interface Serial0/1/1
Router(config-if)# ip add 192.168.6.1 255.255.255.0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# exit
8. Atur IP address pada Router3
Konfigurasi IP address pada FastEthernet0/0
Router(config)#interface FastEthernet0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip add 192.168.5.1 255.255.255.0
Konfigurasi IP address pada Serial0/1/0
Router(config)#interface Serial0/1/1
Router(config-if)# ip add 192.168.6.2 255.255.255.0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# exit
Konfigurasi IP address pada Serial0/1/1
Router(config)#interface Serial0/1/0
Router(config-if)# ip add 192.168.4.2 255.255.255.0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# exit
9. Konfigurasi RIP
Konfigurasi Router0
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 192.168.8.0
Router(config-router)#exit
Konfigurasi Router1
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router(config-router)#network 192.168.4.0
Router(config-router)#exit
Konfigurasi Router2
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.7.0
Router(config-router)#network 192.168.8.0
Router(config-router)#network 192.168.6.0
Router(config-router)#exit
Konfigurasi Router3
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.5.0
Router(config-router)#network 192.168.6.0
Router(config-router)#network 192.168.4.0
Router(config-router)#exit
MENGECEK KONFIGURASI DAN KONEKSI
1. Mengecek interface pada Router0
Router#show ip int brief
Interface IP-Address OK? Method Status Protocol
FastEthernet0/0 192.168.1.1 YES manual up up
FastEthernet0/1 unassigned YES unset up down
Serial0/1/0 192.168.2.1 YES manual up up
Serial0/1/1 192.168.8.1 YES manual up up
Vlan1 unassigned YES unset administratively down down
2. Mengecek table routing pada Router0
Router#show ip routeC 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/1/0
R 192.168.3.0/24 [120/1] via 192.168.2.2, 00:00:00, Serial0/1/0
R 192.168.4.0/24 [120/1] via 192.168.2.2, 00:00:00, Serial0/1/0
R 192.168.5.0/24 [120/2] via 192.168.8.2, 00:00:25, Serial0/1/1
[120/2] via 192.168.2.2, 00:00:00, Serial0/1/0
R 192.168.6.0/24 [120/1] via 192.168.8.2, 00:00:25, Serial0/1/1
R 192.168.7.0/24 [120/1] via 192.168.8.2, 00:00:25, Serial0/1/1
C 192.168.8.0/24 is directly connected, Serial0/1/1
3. Mengecek koneksi dari PC0 ke PC1
PC>ping 192.168.3.2
Pinging 192.168.3.2 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.3.2: bytes=32 time=25ms TTL=126
Reply from 192.168.3.2: bytes=32 time=24ms TTL=126
Reply from 192.168.3.2: bytes=32 time=19ms TTL=126
Reply from 192.168.3.2: bytes=32 time=22ms TTL=126
Ping statistics for 192.168.3.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 19ms, Maximum = 25ms, Average = 22ms
4. Mengecek rute yang dilewati
PC>tracert 192.168.3.2
Tracing route to 192.168.3.2 over a maximum of 30 hops:
1 10 ms 6 ms 8 ms 192.168.1.1
2 8 ms 11 ms 13 ms 192.168.2.2
3 13 ms 21 ms 23 ms 192.168.3.2
Trace complete.
SELESAI
Terimakasih atas kunjungan dan perhatiannya .. jangan lupa coment demi membangun blog ini...
bye bye
Konfigurasi Jaringan Routing Information Protocol
1. Pengertian EIGRP
EIGRP merupakan Routing Protocol yang hanya
diadopsi oleh router Cisco atau sering disebut sebagai Propietary Protocol pada
Cisco dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router Cisco saja dan
Routing ini tidak didukung dalam jenis yang lain.
2. Pengunaan Protocol Routing EIGRP
EIGRP sering disebut juga
Hybrid-Distance-Vector Routing Protocol, Karena cara kerjanya menggunakan 2
type Routing Protocol yaitu : "Distance Vector Protoco" dan
"Link-State Protocol" Dalam pengertian, bahwa routing EIGRP
sebenarnya merupakan "Distance Vector" Protocol tetapi prinsip
kejanya menggunakan "Links States Protocol" EIGRP disebut sebagai
Hybrid-Distance-Vector mengapa? Karena prinsip kerjanya sama dengan Links
States Protocol yaitu mengirimkan semacam Hello Packet.
3. TERMINOLOGI
Untuk menyimpan informasi jaringan yang
terupdate dan mendukung konvergensi yang cepat, EIRP menggunakan beberapa
table. EIGRP router menyimpan informasi topologi rute didalam RAM sehingga
dengan ini dapat bereaksi dengan cepat terhadap perubahan EIGRP menggunakan 3
tabel yang paling saling berhubungan.
- Table Neighbor/tetangga
- Table Topologi
- Table Routing
Table Routing = kalau tabel topologi berisi
informasi tentang banyak kemungkinan jalan untuk tujuan jaringan, sedangkan
tabel routing hanya menampilkan jalur terbaik yang disebut rute pengawas
Tabel Routing menujukan rute yng dikenal
melalui EIGRP dengan D
EIGRP tag rute dinamis atau statis dikenal
dari routing protocol lain atau dari luar jaringan EIGRP sebagai DEX atau
eksternal, karena mereka tidak berasal dari EIGRP router dalam administrasi
yang sama.
4. RIP
RIP
mempunyai cara kerja yang sederhana, yaitu memakai metode vector jarak dengan
metode ini Router mencatat lompatan yang dibutuhkan untuk mencapai router lain
jika melewati suatu Router tetangganya.
KELEBIHAN RIP
RIP memakai metode distance-vector algoritma. Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka metrik kepada ruting apabila melewati satu gateway. Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu ( atau dengan kata lain naik satu hop ).
RIP memakai metode distance-vector algoritma. Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka metrik kepada ruting apabila melewati satu gateway. Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu ( atau dengan kata lain naik satu hop ).
KELEMAHAN RIP
RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau. Oleh karena alasan tadi maka RIP tidak mungkin untuk diterapkan di sebuah AS yang besar. Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking. Namun kabar baiknya, implementasi RIP tidak terlalu sulit ika dibandingkan dengan OSPF
KELEBIHAN EIGRP
Ø Satu-satunya
protokol routing yangmenggunakan route backup. Selain memaintain tabel
routing terbaik, EIGRP juga menyimpan backup terbaik untuk setiap route
sehingga setiap kali terjadi kegagalan pada jalur utama, maka EIGRP
menawarkan jalur alternatif tanpa menunggu waktu convergence.
Ø Mudah dikonfigurasi semudah RIP.
Ø Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pada OSPF summarization hanya bisa dilakukan di ABR dan ASBR.
Ø EIGRP satu-satunya yang dapat melakukan unequal load balancing.
Ø Kombinasi terbaik dari protokol distance vector dan link state.
Ø Mendukung multiple protokol network (IP, IPX, dan lain-lain).
KELEMAHAN EIGRP
Salah satu kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco-propritary,sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang disebut route redistribution. Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router di antara dua protocol link state (OSPF dan EIGRP).Enhanched Interior Gateway Routing Protocol
1.
Jelaskan
apa yang kamu ketahui tentang Routing
Dinamis?
Routing dinamis merupakan routing
protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing
table pada router. Routing dinamis ini lebih mudah dari pada menggunakan
routing statis dan default, akan tetapi ada perbedaan dalam proses-proses di
CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.
2.
Ada berapa jenis Routing Dinamis? Sebutkan dan
Jelaskan!
1. RIP
(Routing Information Protocol)
Menggunakan algoritma distance vector
RIP
merupakan routing information protokol yang memberikan routing table
berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan
memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu.
Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet,
rute default.
2. IGRP
(Interior Gateway Routing Protocol)
Menggunakan algoritma distance vector
Interior
Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik yang
dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco
tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat
untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi
defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara
default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite
Metrik).
Pada
IGRP ini routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada
IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur
mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan: load, delay,
bandwitdh, realibility.
3. OSPF (Open
Short Path First)
Menggunakan algoritma link-state
OSPF
adalah sebuah protocol standar terbuka yang telah dimplementasikan oleh
sejumlah vendor jaringan. Jika Anda memiliki banyak router, dan
tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi
pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar,
maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yang disebut route
redistribution – sebuah layanan penerjemah antar – routing protocol.
OSPF
bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah
pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing
table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon
tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.
4. EIGRP (Enhanced
Interior Gateway Routing Protocol)
Menggunakan algoritma advanced distance vector
Distance
vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke
jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol.
Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan.
Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk
jaringan besar.
Pada
EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance vektor dan
dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah
bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
5. BGP
(Border Gateway Protocol)
Menggunakan algoritma distance vector
BGP
merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data.
Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan
rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam
jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar
dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol
lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori routing
protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan distance vector
exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke
jaringan lainnya. Update – update dikirim melalui koneksi TCP.
3.
Jelaskan apa yang kamu ketahui
tentang Routing Dinamis?
Menggunakan algoritma distance vector
RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rute default.
4.
Bagaimana alur Router mempelajari jalur
tujuannya dengan metode RIP ?
RIP
yang merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang menghitung
jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. Jumlah maksimum dari hop yang
diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap RIP router saling tukar informasi routing
tiap 30 detik, melalui UDP port 520. Untuk menghindari loop routing, digunakan
teknik split horizon with poison reverse. RIP merupakan routing protocol yang
paling mudah untuk di konfigurasi.
5.
Tuliskan kelebihan menggunakan
metode routing RIP ?
- Menggunakan metode Triggered Update.
- RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
- Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
- Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
6.
Tuliskan kekurangan menggunakan
metode routing RIP ?
- Jumlah host Terbatas
- RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
- RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
- Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
- Hop CountRIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisasaja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
- Hop Count Limit RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. Hal ini digunakan untuk mencegah loop pada jaringan.
- Classful Routing Only RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP tidak dapat mengatur classless routing.
7.
Sebutkan dan jelaskan metode-metode untuk mengatasi Routing
Loop?
Cara
mengatasi routing loop :
-
Maksimum hop, jika tidak dibatasi
maksimum hopnya, akan terus mengulang pengiriman data.
-
Split Horizon (sebuah table update
dari sebuah router tidak akan kembalikan atau di kirim kembali.)
-
Rute poisoning : mengubah network
yang putus menjadi penambahan satu dari maksimum hop.
-
Triggered updates : pada saat ada
perubahan network, langsung di update.
-
Holdwon Timers : jika ada perubahan
akan langsung ngasi holdown time, jika matriks nya lebih buruk akan diabaikan.
Intinya bahwa dia tidak langsung update table akan tetapi lihat situasi.
-
Metode Split Horison
Split Horizon, yaitu metode dimana router B menerima update
informasi mengenai downnya jaringan A melalui interfacenya yang terhubung
dengan router A, maka router B akan segera mengirimkan update atau informasi
tersebut ke router tetangganya dalam kasus ini router C , tapi router B tidak
akan mengirimkan informasi atau update tersebut melalui interfacenya yang
terhubung ke router A (dimana router A adalah pengirim pertama update tersebut
jadi router A tidak akan menerima update dari router B), inilah yang dinamakan
Split Horizon.
-
Metode
Route Poison
yaitu metode dimana dalam kasus ini router C mengetahui
bahwa untuk menghubungi jaringan A dapat dijangkau dengan 2 hop, maka untuk
mencegah looping terjadi router B yang tadinya telah menerima info bahwa
jaringan A down dari router A dia (router B) akan segera mengubah informasi
tersebut dengan menjadikan hop yang tadinya 2 menjadi 16 hop, maka dengan
informasi ini router C akan mengetahui bahwa jaringan A sudah tidak dapat
dijangkau lagi dikarenakan hop countya berubah menjadi 16 (maksimal hop
countnya sekitar 15 jadi kalau sudah 16 maka network unreachable).